Kamis, 29 Oktober 2009

Pentingnya Kegiatan Ekstrakulikuler


Remaja adalah individu yang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial. Remaja merupakan sifat transisi karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.

Dalam masa inilah, rawan muncul permasalahan-permasalahan yang dialami remaja dalam menjalani kehidupannya sebagai betuk pencarian jati diri. Tapi, bila dalam masa pencarian diri tersebut remaja tidak menemukan rem sebagai pengontrol aktivitasnya, maka pencarian jati diri tersebut akan berubah menjadi penyimpangan yang biasa kita sebut dengan kenakalan remaja.


Orang tua dan guru di sekolah memegang peranan yang penting dalam mengatasi berbagai macam problematika yang ada dalam individu yang sedang bertransisi itu. Dalam lingkup keluarga, orang tua harus menjadi pendamping peran utama (remaja) dalam menjalani kehidupan yang sedang dijalaninya. Namun, jika seorang remaja berada di dalam sekolah, maka guru akan menjadi peran pengganti orang tua.

Selain tempat menimba ilmu, sekolah juga dapat menjadi tempat remaja untuk melakukan hal-hal “nakal”. Apalagi jika mereka bertemu dengan teman-teman yang berfikiran nakal pula. Separuh kegiatan remaja, dilakukan di sekolah. Mulai dari belajar hingga bermain. Kegiatan-kegiatan pengembangan diri remaja juga bermula dari sekolah. Karena itu, sekolah untuk usia remaja (SMP dan SMA) memiliki program pengembangan diri rutin yang biasa disebut dengan ekstrakulikuler. Tujuan dari ekstrakulikuler adalah untuk menempatkan minat dan bakat siswa diluar mata pelajaran yang nantinya bisa ditekuni. Kegiatan ekstra diberikan ringan dan menyenagkan diluar hal-hal rumit yang diberikan di kelas dalam kegiatan belajar mengajar. Ini membuat remaja itu memiliki keterampilan dan sikap serta mampu berorganisasi. Dalam kegiatan ekstrakulikuler, remaja dapat menumpahkan seluruh kenakalannya dalam bentuk karya maupun prestasi. Jadi kenakalan remaja tak hanya menjadi hal uang mengerikan bagi orang tua.

Kenakalan remaja kini sudah dapat diarahkan menjadi kenakalan yang positif, melalui kegiatan ekstrakulikuler. Dalam menentukan ekstra apa yang akan mereka ambil saja, itu sudah membuat remaja berfikir apa yang akan mereka kerjakan pada ekstra tersebut. Remaja dapat berkaraya di dalamnya tanpa menghilangkan unsur kenakalan yang dimilikinya. Remaja bebas berekspresi dalam kegiatan bebas rumus tersebut. Karena remaja memiliki sifat ingin tahu dan gengsi yang tinggi, mereka cenderung ingin menjadi lebih hebat dari sebayanya. Sebaiknya hal tersebut diketahui guru pembimbing agar bakat mereka dapat tersalurkan melalui turnamen atau lomba.

Pembebasan siswa dalam kegiatan ekstra bukanlah berarti menyerahkan sepenuhnya pada siswa. Jika hal tersebut terjadi, bisa menyebabkan ketidakberesan pikiran remaja yang menyebabkan penyimpangan. Maka guru mempunyai peran yang penting untuk menghalangi penyimpangan yang menjadikan remaja terlibat dalam kenakalan negatif yang tak berkesudahan.

Sebenarnya, remaja juga mempunyai hal positif dalam pengembangan dirinya. Kini tinggal bagaimana orang tua, guru dan sekolah mengarahkan anak-anak tanggung tersebut menjadi individu yang berhasil dan sukses.

poetry
Selengkapnya...

Jumat, 09 Oktober 2009

DIDUGA ‘BOCOR’ ANJING BANYAK SEMBUNYI


Cerita tentang indera penciuman anjing yang katanya melebihi mahkluk lainnya terbukti. Setidaknya hal tersebut tergambar saat Tim Penanggulangan Penyakit Rabies Kabupaten Jembrana bersama Tim Provinsi Bali melanjutkan operasi eliminasi (pemusnahan anjing yang tak memakai tanda pengenal) di wilayah Desa Yehembang Kecamatan Mendoyo, Jumat (2/10) kemarin. Mungkin lantaran anjing-anjing di Yehembang sudah mencium ‘bau’ tewasnya anjing-anjing di Pekutatan, kawanan anjing yang biasanya rame berkeliaran di jalan-jalan dan pasar, terlihat sepi saat Tim sudah tiba di lokasi sasaran, terlebih cuaca buruk dan hujan gerimis yang terjadi di seputaran Desa Yehembang dan sekitarnya menjadi salah satu penyebab anjing-anjing tersebut enggan keluar. Nampaknya mereka memilih sembunyi dan mencari tempat yang lebih hangat, sehingga tidak terpantau petugas yang siap me-nulup (nyumpit:red) dengan senjata tulup dan peluru beracun.

Meski anjing terlihat jarang dan tidak sebanyak di Pekutatan, pe-nulup jitu yang khusus didatangkan dari Provinsi Bali tersebut, tidak menyerah. Keenam orang pe-nulup tersebut, kemudian mengubah strategi dengan membagi diri. Ada yang bergerak menuju pasar, ada pula yang bergerak menyusuri jalan dan gang-gang yang ada di desa Yehembang. Bahkan perburuan anjing-anjing liar yang rawan rabies tersebut sampai ke pinggiran pantai Rambutsiwi - Yehembang.

Walhasil perburuan Tim Penulup tersebut tidak sia-sia, belasan anjing yang sembunyi di gubuk dan dibawah bale-bale maupun di rumah-rumah penduduk, atas seijin dan bantuan warga setempat, berhasil ditulup hingga tewas. Informasi aparat desa, banjar dan warga Desa Yehembang terhadap lokasi-lokasi persembunyian maupun tempat-tempat begerombolnya anjing-anjing liar sangat membantu petugas dalam melakukan eksekusinya.

Dalam eksekusi tersebut, banyak anjing gagal di-tulup, lantaran cepat kabur dan tembakannya meleset. Namun penulup – penulup tersebut tidak menyerah dan mengejar anjing-anjing tersebut hingga ke tempat persembunyiannya.

Disisi lain, menurut salah seorang Staf Dinas PKL Kabupaten Jembrana IGN Okabudhi, anjing-anjing yang sudah di vaksinasi hingga dua tahap akan diberikan tanda khusus berupa Peneng. “ Anjing-anjing yang sudah berisi peneng berarti aman dari rabies “ ujar Okabudhi. Ia menambahkan, gerakan eliminasi terhadap anjing-anjing liar akan terus berlanjut hingga seluruh wilayah.

pemkab jembrana
Selengkapnya...

Rabu, 07 Oktober 2009

ANJING LIAR DIMUSNAHKAN


Rupanya, wabah rabies yang hingga saat ini mewabah di Tabanan membuat Jembrana cemas. Tindakan tegas dengan melakukan eliminasi (pemusnahan,red) terhadap anjing-anjing liar tak bertuan akhirnya ditempuh. Ratusan anjing liar yang berkeliaran di gang-gang sempit dan pusat-pusat keramaian berhasil dimusnahkan.

Kecamatan Pekutatan mendapatkan giliran pertama kegiatan eliminasi anjing-anjing liar lantaran merupakan daerah tersebut berbatasan langsung dengan Kabupaten Tabanan yang hingga kini masih terjangkit wabah rabies. Di kecamatan ujung timur Jembrana ini, pemusnahan anjing-anjing liar diawali dengan menyasar sejumlah anjing liar yang sering berkeliaran di sekitar Kantor Camat Pekutatan. Dengan mengerahkan enam tukang tulup, belasan anjing liar berhasil dilumpuhkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Pasalnya, ketika seekor anjing terkena “peluru” sumpit dalam tersebut, dalam hitungan menit anjing tersebut sudah kehilangan nyawanya lantaran racun Strichnine yang disuntikkan oleh “peluru” sumpit tersebut ke dalam tubuh anjing. “Racun ini langsung menyerang jantung, sehingga dalam hitungan menit anjing itu tewas,” ujar salah seorang petugas. Menurutnya, ketika terkena tembakan, anjing tersebut memang masih bisa lari namun semakin aktif anjing tersebut, semakin cepat ajal menjemputnya. “Saat kena memang masih bisa lari, lalu dia akan menderita tremor habis itu akan langsung tumbang,” tandasnya. Setelah berhasil memusnahkan belasan anjing di sekitar Kantor Camat Pekutatan, tim bergerak menuju Pasar Pekutatan. Saat tim tiba, pasar terbesar di Kecamatan Pekutatan sontak berubah. Seluruh penghuni pasar menyambut gembira eliminasi anjing liar tersebut dengan menunjukkan anjing-anjing liar yang biasanya nongkrong di pasar tersebut. Puluhan anjing liar berhasil dimusnahkan yang bangkainya diangkut oleh mobil pengangkut sampah untuk ditanam di Tempat Penampungan Akhir (TPA) sampah di Banjar Peh, Kaliakah, Negara. Tidak itu saja, penduduk di seputar pasarpun ikut membantu dengan menunjukkan lokasi berkeliarannya anjing-anjing liar. Pada sebuah gang sempit di Banjar Pasar, Pekutatan, tim kembali berhasil memusnahkan belasan anjing-anjing liar tak bertuan. Setelah memusnahkan anjing-anjing liar di Pasar Pekutatan, tim bergerak menuju Desa Pengeragoan. Desa paling timur Jembrana ini dianggap rawan rabies lantaran berbatasan langsung dengan Kabupaten Tabanan. Di lapangan Desa Pengeragoan yang berbatasan langsung dengan pantai, tim kembali memburu anjing-anjing liar tanpa pemilik. Perburuan yang hingga menyusuri pantai ini menghasilkan belasan ekor anjing tak bertuan. Kendati telah berhasil memusnahkan puluhan ekor anjing liar, ternyata tidak membuat tim puas. Perburuan kembali dilanjutkan dengan menyusuri Banjar Dauh Tukad, Pengeragoan. Di tempat tersebut, sejumlah penduduk sudah menunggu dan meminta agar anjing-anjing liar di wilayahnya itu dimusnahkan. Permintaan warga itu, langsung ditanggapi tim dengan menurunkan enam tukang sumpit. Hasilnya, belasan ekor anjing liar berhasil dimusnahkan. Di banjar ini, selain melakukan eliminasi, tim juga melakukan vaksinasi massal terhadap puluhan anjing milik warga di banjar tersebut.

Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan (PKL), I GN Sandjaja di sela-sela acara eliminasi anjing liar ini mengatakan Pemkab Jembrana berupaya untuk mengantisipasi sedini mungkin wabah penyakit rabies yang telah terjadi di Tabanan, Denpasar dan Badung. “Salah satunya dengan melakukan eliminasi terhadap anjing-anjing liar tanpa pemilik di seluruh Jembrana,” katanya. Sandjaja menambahkan pihaknya akan mengirimkan sampel anjing ke Balai Besar Veteriner (BB-Vet) Denpasar untuk memastikan apakah Jembrana bebas rabies atau tidak. “Nanti kita ambil sampel kepala anjing dari Pengeragoan dan Gilimanuk untuk diambil otaknya,” tandasnya. Terkait dengan kasus gigitan anjing, Sandjaja mengakui ada sejumlah kasus gigitan anjing namun tidak menunjukkan tanda-tanda rabies. “Setelah kami observasi ternyata kasus gigitan anjing itu tidak menunjukkan gejala-gejala rabies,” katanya. pemkab jembrana
Selengkapnya...

Minggu, 04 Oktober 2009

GERBANG BARAT SIAGA RABIES


Kendati dinyatakan bebas rabies, merebaknya wabah penyakit rabies di Tabanan, membuat Jembrana khawatir. Sebagai tetangga terdekat Tabanan, Jembrana rupanya tidak mau ambil resiko dengan penyakit mematikan tersebut. Berbagai upaya antisipasi telah dilakukan, mulai dari pembentukan Tim Koordinasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Rabies (Tikor) maupun melakukan vaksinasi massal terhadap sejumlah anjing-anjing milik warga secara gratis.

Senin (28/9), puluhan ekor anjing di Lingkungan Kebon, Baler Bale Agung, Negara mendapat vaksinasi rabies gratis. Kasi Kesehatan Hewan Dinas Perkutut, I Nyoman Sueastika mengatakan vaksinasi ini bertujuan meningkatkan kekebalan tubuh hewan penular rabies (HPR). “Dalam setahun, akan kita lakukan vaksinasi sebanyak dua tahap,” katanya. Pasalnya, pada vaksinasi pertama belum membuat HPR kebal terhadap penyakit mematikan yang ditemukan pada 23 tahun silam ini. “Tiga bulan kemudian kita suntik lagi. Setelah itu, HPR tersebut baru dinyatakan kebal rabies selama setahun ke depan,” terangnya. Menurut Sueastika, propinsi Bali telah dinyatakan termasuk dari 23 propinsi di Indonesia yang divonis sebagai daerah endemis rabies. “Sejak tahun lalu, Bali dinyatakan daerah endemis rabies,” terangnya. Saat dikonfirmasi di penghujung acara, Kabid Peternakan Dinas Perkutut Jembrana, I Nyoman Swastika mengungkapkan penyakit rabies sangat mematikan yang disebabkan oleh gigitan HPR yang telah terjangkit rabies maupun ada luka yang terkenai liur dari HPR tersebut. “Kalau warga tergigit HPR, pertolongan pertamanya adalah dengan mencuci luka tersebut dengan sabun pada air yang mengalir. Setelah itu langsung bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan lanjutan,” katanya. Menurut Swastika, selain telah membentuk Tikor, pihaknya telah melakukan serangkaian sosialisasi tentang bahaya penyakit rabies, pendataan jumlah populasi anjing di setiap desa serta melakukan eliminasi terhadap HPR yang dicurigai mengidap rabies. “Kalau ada HPR yang kita curigai mengidap rabies, kita langsung lakukanh eliminasi dengan menyuntikkan cairan Strichnine,” ungkapnya. Suastika juga menghimbau agar warga yang tergigit HPR untuk segera melaporkan ke petugas dari Dinas Perkutut dan segera mengkandangkan HPR yang dicurigai mengidap rabies. “HPR yang menggigit jangan dibunuh dulu tapi dikandangkan untuk kepentingan observasi,” harapnya.

I Nyoman Suadia (60), salah seorang warga Baler Bale Agung, ketika ditemui saat berlangsungnya vaksinasi gratis tersebut mengaku sangat berkepentingan dengan adanya kegiatan vaksinasi gratis ini. “Sebagai seorang penghobi anjing, tentunya saya sangat ingin binatang peliharaan saya terbebas dari penyakit rabies,” ujar kakek pemilik dua ekor Labrador dan seekor Herder ini. Suadia juga mengaku siap anjing kesayangannya itu dimusnahkan jika nantinya memang benar-benar terjangkit virus rabies. “Saya siap memusnahkan anjing saya kalau memang anjing-anjing saya bener terkena virus rabies,” ujar Suadia. Sementara itu, Gusti Ayu Suarni, salah seorang warga lainnya mengaku khawatir kalau wabah rabies di Tabanan akan menjalar hingga ke Jembrana sehingga dirinya segera membawa anjing pudel kesayangannya untuk divaksin rabies. “Biar tidak keburu terjangkit penyakit makanya saya segera menyuntik anjing saya. Mumpung gratis,” ujarnya sambil tersenyum.

pemkab jembrana

Selengkapnya...

Kamis, 01 Oktober 2009

Penyuluhan Edukatif Rubriksasi di SMP Negeri 1 Negara


Keterampilan jurnalistik bagi sekolah saat ini menjadi hal penting yang perlu ditumbuhkembangkan di kalangan siswa. Berangkat dari pemikiran bahwa di setiap sekolah pasti memiliki media yang secara harfiah merupakan penyalur atau perantara dari suatu sumber ke penerima, Universitas Pendidikan Ganesha merasa perlu berbagi ilmu dengan siswa untuk menumbuhkembangkan wawasan dan keterampilan jurnalistik di kalangan pelajar.

Karena itu, panitia penyuluhan jurnalistik yang terdiri dari UKM Pers Mahasiswa Undiksha Singaraja yang tergabung dalam redaksi Majalah VISI memberikan materi untuk mengembangkan kreativitas siswa, antara lain mengenai pengelolaan media sekolah, menulis berita, teknik wawancara, hingga rubrikasi. Karena media sekolah berfungsi sebagai alat kontrol (mengotrol setiap kebijakan yang diberlakukan sekolah), penyalur aspirasi (ide, masukan, kritik dan saran lingkungan sekolah), sarana informasi (penyebaran informasi), serta penyalur minat dan bakat siswa, tentu penyuguhan berita yang baik sangat penting serta berpengaruh terhadap arah dan tujuan pemberitaan.

Menurut Ketua UKM, Era Adnyayanti, kunjungan penyuluhan UKM Pers Undiksha ini merupakan ajang berbagi ilmu dengan pelajar sekolah menengah untuk lebih memahami dunia jurnalistik. “Selain berbagi ilmu dan sharing, sebenarnya kami juga ingin mau praktek ngomong di depan umum. Karena jika lulus, salah satu dari kami pasti ada yang jadi guru,” jelasnya.


Penyuluhan yang mengambil tempat di aula SMP Negeri 1 Negara, Jumat pekan lalu, tersebut diisi dengan penjelasan materi hingga praktek menulis berita. Beberapa materi yang dijelaskan antara lain mengenai cara menulis berita yang terstruktur maupun non stuktur dan teknik mewawancarai narasumber, baik yang panjang hingga singkat. Meski sedikit membingungkan, seluruh siswa dari sekolah yang baru saja mengikuti lomba Wawasan Wiyata Mandala tingkat provinsi tersebut tetap mengikuti penjelasan materi yang disuguhkan, serta tak sungkan menanyakan yang tidak begitu mereka ketahui. Ada yang menanyakan apa yang dimaksud dengan buletin sekolah hingga bagaimana cara membuat salam redaksi.

Selain beberapa materi yang disajikan mahasiswa Undhiksa, mereka juga mengadakan praktek menulis berita. Praktek menulis berita diaplikasikan melalui pembuatan majalah dinding yang diikuti 30 peserta dan membagi diri menjadi 5 kelompok. Mereka akan memberitakan hal-hal yang ada di lingkungan sekolah dan menjadikannya sebagai majalah dinding. Tidak hanya itu, penyelenggara juga menetapkan juara bagi mading terbaik.

Semua peserta yang mengikuti kegiatan tersebut sangat antusias, mulai dari mencari berita hingga menempelkan berita-berita tersebut ke karton sebagai papan mading. Tak tampak diantara mereka yang kehabisan ide untuk mencari berita. Beberapa dari mereka mengejar-ngejar kepala sekolah untuk dimintai keterangan soal Lomba WWM yang baru saja mereka ikuti sesuai instruksi yang sudah disampaikan para penyaji. Tidak hanya itu, itu memperdalam berita, ada pula yang mencari referensi di internet.

Topik permasalahan yang diangkat beragam. Salah satu kelompok mengangkat tentang facebook yang saat ini hangat di perbincangkan masyarakat. Mereka beranggapan, jika mereka mengangkat topik tentang dunia maya itu, pasti tak hanya siswa yang mengikuti penyuluhan saja yang tertarik. Bahkan mereka berkeyakinan, para penyaji akan mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang akan mereka presentasikan. “Nanti ‘kan ada presentasinya. Pasti orang-orang pada heran kalo menjelaskan tentang ini,” kata Ayu, salah seorang peserta. Rupanya, sebagian besar dari mereka sudah mengenal facebook dan fasih menggunakannya.

Acara rutin tahunan UKM VISI Ganesha ini telah bersafari dari barat Provinsi Bali hingga ke timur. Tahun ini, mereka telah mendatangi Kabupaten Tabanan sebelum akhirnya bertandang ke Kabupaten Jembrana. Kegiatan ini akan terus dilaksanakan mengingat perlunya bimbingan khusus bagi remaja usia sekolah untuk memperdalam ilmunya di bidang jurnalistik. Mereka berharap, para siswa yang mengikuti penyuluhan ini dapat menularkan ilmu yang didapatnya kepada seluruh siswa agar remaja mengetahui bagaimana baiknya jika kelak mereka akan menjadi seorang penulis.

poetry
Selengkapnya...